Perilaku.

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar  Belakang
Perilaku erat kaitannya dengan kepribadian, yang terbentuk melalui sosialisasi semenjak masa kanak-kanak sampai usia tua, sehingga menjadi ajang pembinaan kepribadian bagi seseorang. Sosialisasi dan kepribadian akan
membentuk system perilaku, dimana prilaku tersebut harus menyesuaikan dengan kaidah yang berlaku, tetapi sering terjadi prilaku yang menyimpang yang dapat memicu terjadinya perubahan social.
Dinamika masyarakat dicirikan dengan adanya perubahan social, oleh karena itu tidak ada satu masyarakat pun yang statis. Terjadinya perubahan pada salah satu aspek kehidupan dapat menimbulkan perubahan pada aspek yang lainnya, baik yang menyangkut material maupun non material, sehingga sering menimmbulkan disintegrasi yang di ikuti dengan adanya reorganisasi untuk mencapai keseimbangan dalam kehidupan social.
Konflik berasal dari katakerja latin configure yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik di artikan sebagai suatu proses social antara dua orang atau lebih di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tak berdaya.
B.     Rumusan Masalah
Ø  Factor-faktor penyebab terjadinya konflik social ?
Ø  Perubahan social yang terjadi dalam masyarakat ?
Ø  Prilaku masyarakat yang menyebabkan konflik social dan perubahan social?
C.     Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah mengetahui apa saja factor-faktor penyebab terjadinya konflik social, perubahan social yang terjadi dalam masyarakat serta prilaku masyarakat yang menyebabkan konflik dan perubahan social.
D.    Batasan masalah
Dalam makalah ini hanya membahas factor-faktor penyebab terjadinya konflik social, yang terjadi dalam masyarakat serta prilaku masyarakat yang menyebabkan konflik dan perubahan social.
E.     Hasil yang diharapkan
Hasil yang diharapkan dalam makalah ini adalah mengetahui penyebab konflik social, perubahan  social serta prilaku masyarakat yang dapat menyebabkan perubahan dan prilaku masyarakat.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Factor Penyebab Terjadinya Konflik Sosial.
a.       Konflik social
Konflik social adalah pertentangan antara anggota atau antar kelompok dalam masyarakat yang sifatnya menyeluruh yang disebabkan oleh adanya beberapa perbedaan, yaitu perbedaan individu, perbedaan, pola budaya, perbedaan status social, perbedaan kepentingan dan terjadinya perubahan social.
Bagi masyarakat, terjadinya konflik memiliki beberapa fungsi yaitu :
-   Mendorong upaya akomodasi
-   Menjadi media untuk meningkatkan solidaritas
-   Memungkinkan terjadinya kerja sama
-   Meningkatkan peran individu
-   Mendorong terjadinya komunikasi
Berdasarkan tingkatannya, konflik social dibedakan atas tiga tingkatan, yaitu konflik tingkat rendah, konflik tingkat menengah dan konflik tingkat tinggi. Agar konflik tersebut tidak menimbulkan disentegrasi dalam masyarakat, maka diperlukan upaya-upaya untuk mengatasinya.
b.      Jenis-jenis konflik
Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 6 macam :
-          Konflik pribadi, misalnya : antara peran-peran dalam keluarga
-          Konflik kelompok, misalnya : antar gank
-          Konflik antar kelas, misalnya : antara si kaya dan si miskin
-          Konflik rasial, misalnya : antar suku
-          Konflik politik, misalnya : antar partai politik
-          Konflik budaya, misalnya : perbedaan adat
c.       Akibat konflik
Hasil dari terjadinya sebuah konflik adalah sebagi berikut :
-          Menigkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang mengalami konflik dengan kelompok lain.
-          Keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai
-          Perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam, benci, saling curiga dll.
-          Dominasi bahkan  penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik
d.      Factor penyebab konflik
Ada beberapa factor yang dapat menyebabkan konflik, sebagai berikut :
1.      Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan
2.      Peerbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda
3.      Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok
4.      Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat

B.     Perubahan social yang terjadi dalam masyarakat.
Perubahan social adalah perubahan dalam struktur social dan dalam pola-pola hubungan social, yang antara lain mencakup, system status, hubungan-hubungan dalam keluarga, system-sistem politik dan kekuatan, dan persebaran penduduk. Berlangsungnya perubahan dapat terjadinya secara lambat atau cepat, meliputi skala kecil dan besar, direncanakan dan tidak direncanakan. Perubahan social yang cepat dan tidak direncanakan sering menimbulkan disentegrasi dalam berbagai bentuk konflik social. Dinamika masyarakat dicirikan dengan adanya perubahab social, oleh karena itu tidak ada satu masyarakat pun yang statis.terjadinya perrubahan pada salahsatu aspek kehidupan dapat menimbulkan perubahan pada aspek yang lainnya, baik yang menyangkut material maupun nonmaterial, sehingga sering menimbulkan disentegrasi yang diikuti dengan adanya reorganisasi untuk mencapai keseimbangan dalam kehidupan social.
Perubahan social dipengaruhi oleh factor internaldan factor eksternal. Yang termasuk factor internal yaitu yang berasal dari masyarakat itu sendiri. Selain itu, terdapat pula factor penghambat dan pendorong perubahan. Factor penghambat yaitu, perkembangan ilmu pengetahuan yang berjalan lambat, sikap tradisional, dan solidaritas kelompok tinggi. Faktor pendorong perubahan adalah pendidikan yang maju, sikap menghargai karya orang lain, toleransi dan system masyarakat terbuka.
Perubahan social dibedakan dari perubahan kebudayaan, tetapi dari pembahasan-pembahasan mengenai perubahan social tidak akan dapat mencapai suatu pengertian yang benar tanpa harus juga mengaitkannya dengan perubahan kebudayaan yang terwujud dalam masyarakat yang bersangkutan. Hal yang sama juga berlaku dalam pembahasan-pembahasan mengenai perubahan kebudayaan.
Proses perubahan secara lambat dan teratur, yang pada umumnya berlaku dalam masyarakat dengan kebudayaan primitife adalah hasil suatu proses alamiah dimana jumlah dan komposisi dari generasi anak berbeda dengan jumlah dan komposisi penduduk generasi tua dari masyarakat yang bersangkutan. Sehingga, secara lambat dan juga biasanya tanpa disadari, berbagai pla kelakuan, norma-norma, nilai-nilai, dann pranata-pranata, telah berubah karena sebagian dari unsure-unsur kebudayaan dan struktur social yang telah berlaku harus dirubah disesuaikan dengan jumlah dan komposisi dari penduduk yang menjadi warga dari masyarakat tersebut.
Sedangkan perubahan yang terjadi dalam masyarakat yang sudah maju atau kompleks kebudayaan dari pada masyarakat dengan kebudayaan primitive yang terisolasi kehidupannya, biasanya terwujud dengan melalui proses penemuan (discovery), penciptaan bentuk baru (invention), dan melalui proses difusi (persebaran unsure-unsur kebudayaan). Dengan melalui proses-proses tersebut diatas, perubahan social biasanya berjalan dengan cepat. Sehingga, berbagai nilai, norma dan pola-pola hubungan social yang terjadi berlaku pada generasi sebelumnya dalam masyarakat tersebut busa tidak berlaku lagi dann diganti oleh yang lainnya.

C.     Perilaku masyarakat yang menyebabkan konflik social dan perubahan social.
Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan atau genetika. Perilaku seseorang dikelompokan kedalam perilaku wajar, perilaku dapat diterima, perilaku aneh, dan perilakau penyimpang. Dalam sosiologi, perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak di tujukan kepada orang lain dan oleh karenanya merupakan sesuatu tindakan social manusia yang sangat mendasar. Perilaku tidak boleh disalahartikan sebagai perilaku social, yang merupakan suatu tindakan dengan tingkat lebih tinggi, karena perilaku social adalah perilaku yang secara khusus ditujukan kepada orang lain. Penerimaan terhadap prilaku seseorang diukur relative terhadap norma social dan diatur oleh berbagai kontrol social.
Sebagai makhluk social, seorang individu sejak lahir hingga sepanjang hayatnya senantiasa berhubungan dengan individu lainnya atau dengan kata lain melakukan relasi interpersonal. Dalam relasi interpersonal itu di tandai dengan berbagai aktifitas tertentu, baik aktifitas yang dihasilkan berdasarkan naluri semata atau  justru melalui proses pembelajaran tertentu. Berbagai aktifitas individu dalam relasi interpersonal ini biasa disebut prilaku social.
Krech et. al. (1962:104-106) mengungkapkan bahwa memahami perilaku social individu, dapat dilihat dari kecenderungan-kecenderungan ciri-ciri respon interpersonalnya, yang terdiri dari : (1) Kecenderungan peranan (Role Distposition); yaitu kecenderungan yang mengacu tugas, kewajiban dan posisi yang dimiliki oleh individu, (2) Kecenderungan sosiometrik (Sociomertic Disposition); yaitu kecenderungan kesukaan, kepercayaan terhadap individu lain, dan (3) Ekspressi (Expresstion Disposition); yaitu kecenderungan yang bertautan dengan ekspresi diri dengan menampilkan kebiasaan-kebiasaan khas (particular fashion).





















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa konflik dilatar belakangi oleh perbedaan cirri-ciri yang di bawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan di bawa sertanya cirri-ciri individual Dallam interaksi social, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Suatu perubahan social selalu terwujud dalam bentuk adanya kekacauan dalam kehidupan social, tetapi tidak semua perubahan ini mewujudkan kekacauan social yang besar. Yang terbanyak adalah adanya kekacauan dalam ruang-ruang lingkup kehidupan social yang kecil dan yang biasanya terjadi dimulai dalam kehidupan keluarga. Kekacauan social dapat mengakibatkan adanya konflik-konflik social, tetapi sesuatu konflik social tidak dapat berlangsung terus menerus. Karena manusia tidak dapat hidup dalam suatu keadaan kekacauan terus menerus, maka pada suatu saat suatu kedamaian terwujud dan suatu ketertiban social baru menjadi landasan dalam kehidupan social masyarakat yang bersangkutan. Usaha-usaha mengatasi kekacauan biasanya juga berasal dari dalam lingkungan masyarakat itu sendiri, yaitu sejumlah warga masyarakat yang menyadari kerugian-kerugian dari adanya kekacauan, tetapi bisa juga oleh adanya kekuatan yang berasal dari luar masyarakat tersebut.    
B.     Saran
Penulis menberikan saran kepada pihak-pihak yang membaca makalah ini yaitu:
1.      Saling menghormati perbedaan individu
2.      Menghargai perbedaan kebudayaan antar umat
3.      Menghargai kepentingan individu atau kelompok
Jika perilaku social ini diterapkan dalam kehidupan masyarakat maka tidak akan terjadi konflik social yang berkepanjangan yang mengakibatkan terjadinya perubahan social.




















DAFTAR PUSTAKA
GOOGLE,WIKIPEDIA BAHASA INDONESIA

Komentar

  1. Suatu perubahan social selalu terwujud dalam bentuk adanya kekacauan dalam kehidupan social, tetapi tidak semua perubahan ini mewujudkan kekacauan social yang besar. Yang terbanyak adalah adanya kekacauan dalam ruang-ruang lingkup kehidupan social yang kecil dan yang biasanya terjadi dimulai dalam kehidupan keluarga

    BalasHapus

Posting Komentar